[VIVA.co.id] Wajah Baru Yang Mempesona dan Menawan

        Vivanews.com... Pasti sebagian besar dari kita sudah mengetahuinya.. Seperti yang sudah kita ketahui bersama vivanews.com sebagai salah satu situs yang terpercaya dalam hal informasi, saat ini telah berubah menjadi viva.co.id. Ini menunjukkan bahwa viva.co.id bangga menjadi sebagai salah satu situs yang berasal dari Indonesia, dan diharapkan juga dengan perubahan ini lebih bisa memperkenalkan Indonesia di dunia maya. Perubahan itu disertai juga dengan perubahan tampilan di setiap halaman. Dengan tampilan baru ini lebih memudahkan kita untuk mencari informasi yang kita butuhkan, dan diharapkan dengan perubahan ini akan lebih membuat kita lebih nyaman dalam mencari berita di viva.co.id.

Tampilan awal halaman viva.co.id



Dilengkapi juga dengan tayangan video, yang akan membuat kita lebih mengetahui tayangan informasinya


Disediakan juga Tab untuk melihat Berita terbaru maupun yang Terpopuler saat ini :


Berikut beberapa portal-portal dari viva.co.id :

a. Viva News
    Disini berisi semua berita-berita yang sangat up to date, baik dalam  negeri maupun internasional semuanya terangkum di dalam portal ini, dan berikut tampilannya


b. Viva Bola
   Disini tempatnya para penggila bola, berita yang disajikan semuanya tentang dunia bulat (alias dunia bola). Para penggemarnya pun sangat banyak sekali, baik dari kaum adam sampai dengan kaum hawa. Berikut tampilannya

c. Viva Live
  Tampilan yang elegant membuat para kaum hawa betah untuk membaca berita seputar life style maupun gosip-gosip terhangat di portal ini. dan berikut tampilan elegant nya

d. Viva Socio
    Portal ini berisikan jejaring sosial yang bisa mempererat tali silahturahmi kita dengan sesama. desain yang ditampilkan begitu atraktif dengan dominan warna "Orange", dan berikut tampilan nya


e. Viva Log
    Di portal ini tempatnya para Blogger untuk menampilkan blog nya agar dapat menarik pengunjung lebih banyak lagi. Kita pun bisa mempromosikan blog kita di portal ini, tapi tentunya dengan syarat dan ketentuan dari yang empunya situs viva.co.id. Berikut tampilannya





f. Viva Forum
Di dalam portal in tempat kita berdiskusi mengenai apapun, bagi yang senang berbagi pengetahuannya dengan yang lain silahkan berdiskusi didalam portal ini, dan berikut tampilannya  
  
Demikian sekilas wajah baru dari viva.com. semoga bermanfaat.
 

Surat Klarifikasi








Pematang Siantar, 6 September  2012

Nomor
:
03/IX/ABI/2012

Kepada Yth. :
1.      Para Pejuang Perintis ayobai
2.      Para Pejuang Tangguh ayobai
3.      Masyarakat Internet Indonesia
Masing-masing
di –
T e m p a t
Lampiran
:
-

Hal
:
Klarifikasi Keberadaan ayobai dan peringatan kepada pejuang Ayo Bangkit Indonesia




  Salam Ayo Bangkit Indonesia,
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Ridhonya kita semua tetap selalu dalam keadaan sehat walafiat. Pertama sekali izinkan saya atas nama ayobai mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pejuang (anggota) ayobai atas pencapaian ayobai saat ini. Dari rating, rangking, potensi pendapatan perhari/perbulan, harga domain ayobai, harga situs (dapat dichek disitus analisis)
Situs ayobai sejak awal diluncurkan merupakan gerakan sosial, namun mengingat potensi ekonominya cukup tinggi, maka kepemilikan ayobai dibagi dengan para (pejuang) yang mendaftar sebelum 17 agustus 2012 dan tetap akan terus berbagi dengan penggunanya  serta masyarakat Indonesia pada umumnya sesuai visi ayobai MEMBERI dan misinya. Adapun kelebihan sistem ekonomi ini akan menguntungkan semua pihak dan berlangsung secara terus menerus dan dapat diwariskan ke keluarga kita.
Demi menyelamatkan nama baik Ayobai atau Ayo Bangkit Indonesia yang banyak dianggap berbagai kalangan sebagai Bisnis Online (BO) pada umumnya, maka beberapa hal yang menjadi catatan sekaligus peringatan kepada kita seluruh pejuang yaitu sebagai berikut:
1.      Walaupun potensi kita cukup tinggi yakni bisa mencapai $50.000/bulan, tidak serta merta kita langsung mengadopsi sitem iklan pay per click(PPC) seperti yang disarankan teman-teman. Dengan pertimbangan kita harus lebih menguta-makan nama baik ayo Bangkit Indonesia daripada keuntungan materi semata karena iklan yang ditawarkan PPC kita tidak mempunyai wewenang untuk mensensor iklan yang masuk ke ayobai. Kita juga turut bertanggung jawab moral atas materi iklan yang disampaikan kepada pengguna ayobai demi perjuangan Ayo Bangkit Indonesia.
Untuk itu kita akan terus berjuang, agar situs ayobai dapat menerima iklan secara mandiri langsung sehingga iklan dapat kita tepatkan sesuai segemennya. Hal ini berguna untuk memberi kenyamanan para pejuang ayobai. Sehingga ada keseimbangan antara perjuangan Ayo Bangkit Indonesia dengan keuntungan materi.
2.      Untuk membersihkan nama baik ayobai sebagai jejaring sosial berWawasan Nasional dengan semangat menggelorakan Ayo Bangkit Indonesia, maka dengan ini kami melarang pejuang ayobai untuk posting atau komentar dan sebagainya dengan link-link untuk mengajak teman-teman untuk mengikuti produk-produk BO pada umumnya Kecuali link informasi, berita dan lainnya, walaupun hal ini sebenarnya dapat menurunkan rating ayobai sendiri.
Untuk mengakomodir kebutuhan teman- teman pejuang-pejuang ayobai yang ingin mempromosikan link-link Bisnis Onlinenya mengingat masih ada BO yang baik, maka ayobai akan memberikan kolom-kolom khusus seperti grup, blog dan halaman.
3.      Kepada Pejuang ayobai tidak diperkenankan untuk menggunakan akun ganda atau lebih. Kepada kita diharapkan menggunakan nama yang sebenarnya. Mari kita bangga sebagai Bangsa Indonesia dengan mulai bangga dengan diri sendiri. Untuk hal ini kita akan memberikan fasilitas untuk mengganti nama.
 Apabila poin 2 dilakukan, maka ayobai akan menonaktifkan akun pejuang ayobai. Untuk pengaktifkan kembali dapat menghubungi admin@ayobai.com. Jika pejuang di non aktifkan tidak konfirmasi atau mengajukan keberatan memiliki poin saham, maka poin sahamnya akan dibayar/dibeli oleh ayobai atas nama organisasi setelah tutup tahun buku 2012.
Untuk itu, kami juga mengharapkan partisipasi kita untuk mengingatkan / menghapus / membersihkan  link-link BO atau lainnya yang bersifat mengajak baik disitus ayobai maupun digrup atau halaman facebook dan lainnya yang secara khusus menggunakan nama ayobai atau ayo bangkit Indonesia.
Demikian hal ini dibuat untuk dapat kita laksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan rasa cinta yang mendalam terhadap Bangsa Indonesia, atas perhatian dan bantuan kita semua Pejuang Ayo Bangkit Indonesia, kami ucapkan terima kasih. Semoga Sang Pencipta membalas segala jasa dan usaha yang kita perbuat. Amiinn


Hormat Kami,
An.ayobai,
 
AFDOLI, AP. MSi

 

Hubungan Situs ayobai.com dengan Organisasi Ayo Bangkit Indonesia

Situs ayobai.com adalah

  1. Sebagai sarana organisasi ayo bangkit Indonesia untuk menyatukan elemen pemerintahan, pengusaha dan masyarakat dalam sebuah wadah jejaring sosial di dunia maya
  2. Salah satu unit usaha untuk menghidupi organisasi ayo bangkit Indonesia, sehingga ayo bangkit Indonesia dapat menjadi organisasi sosial yang mandiri dan independen.
  3. Sebagai media online untuk bersilahturahmi, berdiskusi serta memperkuat persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa Indonesia dan anggota ayo bangkit Indonesia.
  4. Sebagai sarana iklan pengusaha dalam negeri agar produknya dapat lebih dikenal baik secara nasional maupun internasional.
  5. Sebagai sarana pejuang dunia maya untuk berdiskusi dan membahas permasalahan negeri secara utuh, dan berbagai sudut pandang.
  6. Sebagai sumber tambahan penghasilan/bulan anggota melalui dunia maya.
Organisasi Ayo Bangkit Indonesia adalah
  1. Organisasi dibentuk untuk mendukung pengembangan situs ayobai.com melalui :
    1. Promosi secara langsung melalui anggota
    2. Mendukung situs ayobai dengan kegiatan mencari sponsor, iklan dan sebagainya yang mampu memberi pemasukan bagi ayobai.com
    3. Melaksanakan kegiatan sosial ayobai.com sebagai bentuk kepedulian terhadap negeri.
  2. Mengembangkan ide-ide untuk menjadi pembahasan tentang permasalahan negeri baik dalam kehidupan berbangsa, bernegara maupun bermasyarakat ; merangkum hasil diskusi di situs ayobai; menyampaikan rekomendasi perbaikan negeri kepada instansi dan pihak-pihak terkait sesuai tingkatan organisasi.
  3. Membantu pengusaha-pengusaha dalam negeri terutama pengusaha kecil menengah didaerah-daerah dapat berkembang dengan mempromosikan produknya melalui situs ayobai sehingga dapat dikenal secara nasional dan internasional.
  4. Mengkampanyekan gerakan Ayo Bangkit Indonesia dengan perbaikan diri dengan 3 M yaitu Mulai dari diri sendiri, Mulai dari kecil dan Mulai sekarang.
  5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial untuk membangkitkan semangat anak bangsa Indonesia untuk mampu tampil sebagai bangsa yang maju.
  6. Sumber dana :
    1. Alokasi pembagian keuntungan sebesar 10% saham ayobai.com
    2. Penyisihan 10% dari penghasilan/bulan yang diterima anggota melalui ayobai.com
    3. Bagi hasil pendapatan sebesar 30% dari pemasukan baik berupa iklan atau pemasukan lainnya yang dilakukan oleh organisasi sesuai tingkatannya untuk ayobai.com
    4. Dana Perimbangan oleh Mabes kepada Masprov, Maskab dan Maskot sesuai kemampuan keuangan Ayo Bangkit Indonesia
    5. Sumbangan dan bantuan pihak ketiga yang tidak mengikat.
salam Ayo Bangkit Indonesia.!!!
semoga Sdr/i selalu dalam keadaan sehat dan Sukses selalu
 

GERAKAN SENTER AYOBAI

Raih Poin Saham Dengan Senter Ayobai
SENTER (SErbu iNTERnet) adalah gerakan mensosialisasikan ayobai sebagai situs mengelorakan semangat Ayo Bangkit Indonesia. Gerakan merupakan ulangan gerakan ayobai 2 bulan saat awal diluncurkan dengan bergerilya dari warnet ke warnet untuk mensosialisasikan ayobai.com. Saat ini kita ulangi dengan versi berbeda kita mensosialisasi ke situs-situs sehingga teman-teman sebangsa setanah air mengetahui pergerakan ayobai. Gerakan SENTER ayobai ini meliputi 5 sasaran yakni : twiter, fanspage facebook, video youtube, blog/situs, dan media massa/organisasi.
Sebagai sebuah jejaring sosial yang mencoba menyatukan masyarakat Indonesia untuk ayo bangkit Indonesia dengan format pertemanan WAwasan NASional (WANAS) dengan tetap memberikan tempat untuk pertemanan sejati. Kita sebagai pengguna yang mendaftar sebelum 17 agustus ikut sebagai pemilik situs ini, tentu tidak ingin situs ini bernasib sama dengan jejaring sosial milik anak negeri lainnya yang lebih dahulu eksis dan akhirnya harus tutup, walaupun sampai dilirik/digandeng pemilik situs internasional.
Kita tentu ingin seperti China dan Jepang, punya jejaring sosial lokal yang menjadi tuan dirumah sendiri. China Bisa bangga punya jejaring sosial lokal sendiri karena dukungan proteksi pemerintah terhadap produk lokal sehingga produk lokal bisa bersaing secara seimbang, sedangkan Jepang disebabkan masyarakatnya yang enggan menggunakan produk luar negeri walaupun bernilai lebih (sama seperti bagaimana rakyat jepang mendukung terhadap petani padinya)
Bagaimana dengan kita di Indonesia? tentunya Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Hari Jumat, 17 Agustus 2012/Jumat,28 Ramadhan 1443 H, ini ayobai.com akan resmi kita lounching atau luncurkan, namun bukan berarti perjuangan kita selesai. Karena tantangan kedepannya jauh lebih berat selain menjaga eksistensi ayobai.com, kita juga wajib membuat ayobai.com sebagai situs mandiri yang mampu meningkatkan kesejahteraan penggunanya dan masyarakat Indonesia secara umum.
Jumlah pengguna ayobai terhitung hari jumat, 10 agustus 2012 baru sekitar 150 ribu. Ini tentu masih jauh dari target kita yakni 11,8 juta sebagai indikator untuk memulai perjuangan semangat Ayo Bangkit Indonesia. Dimana sebenarnya potensi kita masih besar, terlihat dari hampir lebih 40 juta masyarakat kita adalah pengguna setia jejaring sosial. Kita tampil bukan sebagai saingan siapapun, namun kita hadir untuk memberikan warna baru dengan semangat baru, sehingga hidup kita bisa lebih berwarna untuk negeri tercinta.
Untuk itu gerakan SENTER ini kita luncurkan sebagai pondasi kita setelah lounching, sekaligus memperlihat potensi bahwa kita adalah pejuang ramah dan inspiratif. Walaupun gerakan ini akan berakhir tanggal 30 Agustus 2012, namun secara hakiki pergerakan ini adalah sepanjang waktu 7 hari dan 24 jam adalah napas ayobai.

AYO Kita buktikan bahwa kita pengguna ayobai adalah pengguna internet yang sehat dan ramah!
AYO Kita buktikan bahwa kita pengguna ayobai adalah pengguna internet yang inspiratif !
AYO Kita buktikan bahwa kita punya semangat untuk Ayo bangkit Indonesia!
Salam perjuangan Ayo BAngkit Indonesia..
Selamat berjuang dan semoga sukses selalu..
Catatan :
  1. Kebangkitan Indonesia merupakan kebangkitan pemerintah, pengusaha,dan seluruh rakyat Indonesia dalam hubungan sinergi yang saling membangun. Mari Kita tunjukan kita bisa merubah negeri ini
  2. pilihlah dimana posisi kita yang paling cocok, bagi pejuang ramah dan ide boleh tetap menyeimbangkan dengan menyapa teman-teman kita yang baru bergabung..Karena diberikan kelebihan kita masing-masing Selamat berjuang... semoga sukses dan sehat selalu
  3. Untuk masukan, saran dan kritik untuk gerakan ayobai ini silahkan hubungi :
    1. www.ayobai.com/afdol
    2. www.facebook/ayobai

Jangan tunggu Esok, di dunia maya hari ini tidak sama dengan besok. Sudah saat Indonesia Bangkit
 

Sekilas Pandang www.ayobai.com

1. Ayobai adalah situs jejaring sosial ber-WAWASAN NUSANTARA bertujuan untuk membangkitkan semangat Bangsa Indonesia dimana kita sebagai masyarakat dapat berpartisipasi langsung dalam membangun negeri tercin
ta ini.

2. Pra Launching situs ini pada tanggal 19 Maret 2012.

3. Launching secara resmi situs ini akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2012 pukul 10.00 wib.

4. Situs ini adalah milik kita bersama yang mendaftar dan memiliki saham sebelum tanggal 17 Agustus 2012.

5. Situs ini masih dalam tahap pengembangan dan diselesaikan sebelum tanggal 17 agustus, sehingga kita turut berperan dalam membangun situs ini melalui saran dan masukan seperti apa bentuk situs yang cocok untuk kita dapat menyatukan visi dalam membangkitkan semangat bangsa Indonesia melalui ayobai MEMBERI.

6. Setiap tanggal hari besar kenegaraan menuju 17 agustus, kita berusaha untuk meluncurkan fitur tambahan baru seperti tgl 2 Mei 2012 (HARDIKNAS) kita luncurkan artikel dengan nilai 3 saham/artikel.

7. CARA BERGABUNG DI AYOBAI : mendaftar GRATIS di situs www.ayobai.com atau link teman2 anda www.ayobai.com/rudy_firman1010

8. CARA MENDAPATKAN SAHAM ayobai :
a. Menyebarkan tautan Ayobai Anda (lihat diprofil link affiliate contoh : www.ayobai.com/rudy_firman1010) kepada Keluarga, tetangga, teman, siswa, dan lain-lain. 1 saham diberikan setiap 1 orang yg mendaftar melalui link anda tersebut. 2 orang mendaftar 2 saham demikian seterusnya dengan sistem jaringan 3 tingkat.
b. 3 saham setiap artikel yang dipostingkan di ayobai. Dengan thema membangkitkan semangat bangsa Indonesia dengan bidang kajian bebas, minimal 500 kata/artikel.

9. KEUNTUNGAN YANG DI PEROLEH JIKA BERGABUNG:
a. Mendapatkan PENGHASILAN PERBULAN sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki sebelum tanggal 17 Agustus 2012. Sehingga setiap keuntungan situs ini akan dibagi berdasarkan jumlah saham yang dimiliki masing-masing anggota.
b. Mendapatkan layanan media sosial yang ber- WAWASAN NASIONAL dan Ikut berperanserta dalam membangun Bangsa Indonesia.

10. Kewajiban anggota adalah aktif disitus ayobai.com dan bersedia menyisihkan 10% dari penghasilan/bulan yang diterima dari www.ayobai.com untuk disalurkan pada kegiatan sosial di daerah sekitar anda.
 

Abdoellah Loebis, Riwajat Marga

Riwajat Marga
Oleh Abdoellah Loebis
 (dipetik dari Majalah Mandailing, 1920an)

"...Maka karena itoe doeloe tiap2 kampoeng asalnja dengan kampoeng-kampoeng jang terdiri dari kampeong asalnja itoe, ditempati oleh satoe marga. Tetapi lama kelamaan, perpindahan dan lain-lain hal didalam djadjahan atau daerah dari pada satoe marga orang-orang jang dari lain marga datang atau sebaliknja marga itoe mendatangi marga lain. Marilah ambil doea marga oempamanja A dan B; antara mana jang satoe marga sama lainnja boleh berkawin, bahwa oleh perpindahan perkawinan dari satoe marga terdjadilah kepada lainnja. Dari sebab itoelah terdapat berbagai-bagai dan banjak marga pada tiap-tiap kampoeng, dan soesah sekali sekarang dapat diketahoei soekoe mana jang asalnja pendoedoek kampoeng itoe. Marga itoe berkembanglah disegenap kampoeng atau negeri. Asalnja pada tiap-tiap kampoeng hanja terdapat biasanja doea marga; jang pertama marga jang poenja kampoeng itoe, dan lainnja marga jang datang, namanja di-Mandailing bajo-bajo.

Maka karena itoe sebagai kita katakan tadi, bahwa perpindahan itoe terdjadinja atas doea marga, marga jang satoe boleh berkawin dengan marga jang didapatinja itoe. Marga jang boleh bersiambilan berkawin itoe akan terdjadi disebabkan dibangoenkan oleh marga-marga jang berperinggan dengan dia. Demikianlah marga jang poenja negeri itoe ada poenja bajo-bajo, dan bajo-bajonja ada poela poenja bajo-bajo, djadi dengan keadaan begitoe lama kelamaan terdapatlah dalam satoe kampoeng berbagai bagai marga.

Marga-marga itoe, jang tertentoe oempamanja di-Mandailing Djoeloe dan Pakantan, adalah:
1. Loebis (Loebis itoe terbahagi doea jaitoe Loebis Hoeta Nopan dan Loebis Singa Soro).
 2. Nasoetion
3. Parindoeri
4. Batoe Bara
5. Matondang
6. Daoelae
7. Nai Moente
8. Nasiboean
9. Poeloengan

Di Mandailing Godang, orang dapati marga-marga itoe disana :
1. Nasoetion. Ini terbagi beberapa bagian:
     a. Nasoetian Panjaboengan
     b. Nasoetian Tambangan 
     c. Nasoetian Borotan
     d. Nasoetian Lantjat
     e. Nasoetian Djior
     f. Nasoetian Tonga
     g. Nasoetian Dolok
     h. Nasoetian Maga
     i. Nasoetian Pidolo, d.l.l.

2. Loebis
3. Nasiboean
4. Harahap
5. Batoe bara
6. Mantondang (toeroenan Nasiboean)
7. Rangkoeti
8. Mardia
9. Parindoeri
10. Batoe na Bolon
11. Poeloengan
12. Rambe
13. Mangintir
14. Moente
15. Panggabean
16. Tangga Ambeng
17. Margara

Marga-marga jang diterangkan diatas itoe tidak dapat benar dipastikan dan ditentoekan dari mana datangnja. Tetapi menoeroet rapport dari Dr. Junghuhn, jang soedah dioetoes oleh Regeering (Gouvernement) ke-Tapanoeli dalam tahoen 1840, diantara marga-marga itoe tidak ada dapat lagi dari bangsa Batak, tetapi sama sekali asal toeroenan itoe seodah lain dari bangsa Batak. Dan di-Mandailing menoeroet rapport itoe tidak ada bangsa Batak lagi".
 

ayobai.com (Ayo Bangkit Indonesia)

Situs ini adalah situs Jejaring sosial ber-WAWASAN NASIONAL, dan menjadi milik kita bersama bagi masyarakat Indonesia yang mendaftar dan memiliki SAHAM sebelum launcing pada Hari Jum'at tanggal 17 Agustus 2012/28 Ramadhan 1433H pukul 10.00 WIB, dimana Pra launching pada tanggal 19 Maret 2012. Siuts ini adalah 100% asli hasil karya anak negeri yang menginginkan sebuah perubahan atas Bangsa Indonesia. Jika kita penggemar Facebook, tidak ada salahnya jika kita juga menggunakan ayobai sebagai bukti bahwa kita cinta tanah air, ayo kita bangkitkan rasa nasionalisme kita dengan turut serta menjadi bagian dari ayobai.com Demi satu cita-cita Kebangkitan Bangsa Indonesia melalui dunia maya, dengan segala hormat kami berharap agar kita :
1. Dapat mempergunakan data asli agar tidak terjadi kerugian di semua pihak, dan akan mempermudah untuk verifikasi data serta menghindari adanya saham tanpa pemilik atau diklaim oleh beberapa nama pengguna untuk itu kami akan memverifikasi keanggotaa 
2. Menghindari Spam, Scam, penghinaan, fitnah, fornografi, SARA ataupun perbuatan curang lainnya untuk satu cita-cita Ayo Bangkit Indonesia yang sulit dan lambat diwujudkan melalui dunia nyata. Kami menggaransi 3 (tiga) Tahun bukanlah hal yang mustahil bagi kita bersama untuk mewujudkannya. Potensi Pengguna Internet di Negeri ini sudah mencapai lebih 40 juta orang, sementara di situs ayobai keanggotaan tertanggal 4 Juni 2012 pukul 19.30 Wib masih 41.329 Pejuang. Untuk itu Perjuangan kita masih panjang dan potensi kita untuk meraih saham masih terbuka luas, mari kita jadikan situs ini sebagai media konsolidasi dan silahturahmi kita sesama Anak Bangsa Indonesia. 
3. Jika teman-teman geram dengan situasi negeri ini, mari kita sampaikan secara moderat dan tunjukan bahwa kita adalah Bangsa yang besar dan berbudaya serta kita bisa mengubah negeri ini dengan santun, sesuai visi kita mempengaruhi/menggugah dengan MENGEPEL PELAN dengan SALIN PIYAMA KATUN. Jika Teman-teman Se-Bangsa dan SeTanah Air mau bergabung dalam perjuangan AYO BANGKIT INDONESIA sekaligus memperoleh penghasilan/bulan melalui ayobai.com, silahkan pelajari pergerakan ayobai berikut ini: 
 

Sejarah Celana Jeans (Levi's)

Siapa yang tidak tahu dengan celana Jeans atau sering di sebut dengan Levi's. Mungkin diantara kita adalah penggemar celana Jeans atau mungkin menjadi kolektor dari celana Jeans. Sekarang timbul pertanyaan, tahukah kita tentang sejarah awal mulanya celana Jeans tersebut..? Celana Jeans pertama kali di buat di Genoa, Italia pada tahun 1560-an. Celana yang biasa disebut orang Prancis ini dengan Blue de Genes yang berarti Biru Genoa itu yang biasa di pakai oleh angkatan laut pada masa itu. Sejarah ini dimulai dari Hirch Strauss yang seorang pedagang keliling yang menjajakan rempah-rempah keluar-masuk kampung di Jerman. Kadangkala dia juga sebagai pengembala sapi, jika lagi tidak ada kerjaan untuk menjual rempah-rempah, serta juga sebagai buruh upahan untuk mengerjakan lahan pertanian orang lain. Kehidupannya sangat miskin, sehingga dia merasa kehidupannya tidak berkembang dengan keadaan seperti ini, sehingga dalam dirinya timbul pernyataan, ” Saya harus mengubah nasib dan perubahan itu dimulai dari diriku sendiri.” Istrinya adalah seorang tukang jahit, maka pada suatu saat dia mengajak istrinya untuk mengubah pekerjaannya menjadi tukang jahit. Dengan sedikit keahlian istrinya serta bantuannya mereka membuat usaha penjahit dengan pernyataan dalam hatinya, ” Semua berawal dari yang sederhana, yang utama adalah semangat dan tekad.” Maka dalam beberapa bulan usaha mereka berjalan dengan baik dan mereka memiliki pelanggan yang mulai banyak. Dengan pernyataan ” Kemauan itu dapat menciptakan peluang.” mereka berhasil membuat usaha yang baru yang pada saat itu masih jarang dikerjakan oleh orang-orang di desa mereka. Keluarga ini mempunyai dua orang anak. satu perempuan dan satu laki-laki. Perempuan bernama Fanny dan laki-laki bernama Levi Strauss dengan nama panggilannya Loeb. Hirch Strauss sangat berharap agar Loeb dapat meneruskan usaha keluarganya nanti, dan ternyata harapan itu benar Loeb begitu tertarik dengan dunia jahit. Sejak Loeb menginjak dewasa ia berharap dapat mengurusi usaha keluarga nya tersebut karena melihat Ayahnya yang mulai saki-sakitan. Ayahnya mengidap penyakit Tubercolosis (TBC). Pada tahun 1845 Hirch Strauss meninggal dunia. Sepeninggal ayahnya keadaan ekonomi keluarga Loeb semakin memburuk dalam kurun waktu 2 tahun. Akhirnya pada tahun 1847 Loeb mengajak Ibu nya untuk hijrah ke New York dengan prinsip yang di pegang Loeb "Prestasi besar dapat diraih, walaupun oleh orang biasa. Kuncinya mereka mau bekerja keras dan tidak pernah putus asa". Setelah tiba di New York, Loeb dan Ibunya tinggal bersama saudara sepupunya yang sudah lebih dahulu tinggal di New York. Saudara Loeb ternyata sudah berbisnis pakaian jadi, setelah Loeb dan ibunya datang maka mereka bekerja sama yaitu ibunya menjahit pakaian dan Loeb yang menjualnya. Ternyata usahanya berkembang dan mempunyai banyak pelanggan. sehingga usahanya semakin maju. Tapi Loeb tidak puas, karena dia merasa ini bukan usahanya. dan dia mengutarakan keinginannya untuk mempunyai usaha sendiri kepada ibunya. hal itu membuat ibunya senang, dan menyarankan agar Loeb pindah ke Sanfransisco menemui kakak tertuanya yang sudah lebih dahulu tinggal dan menikah di Sanfransisco. Lalu pada tahun 1853 pada usia 23 tahun, Loeb ( Levi Strauss ) pergi berlayar ke San Fransisco untuk menggapai cita-citanya dan menemui kakak tertuanya. Levi Strauss bagaikan penjelajah besar yang berani mengorbankan nyawa, mengarungi samudra untuk menemukan daerah dan membuka tempat hidup baru. Dalam perjalanan menuju San Fransisco, banyak halangan yang dihadapi kapal yang dinaikinya, dimana badai besar terjadi dan hampir menenggelamkan kapalnya. Untunglah kapal yang mereka tumpangi selamat sampai di San Fransisco dan berhasil menemui kakaknya. Dan Loeb tinggal di rumah kakanya yang sangat sederhana, lalu kakaknya bertanya pada Loeb,” Apa rencanamu selanjutnya di kota ini dik..?” Lalu Loeb menjawab,” Aku mau berdagang pakaian.” Rencana Loeb itu sangat didukung oleh kakak dan kakak iparnya dan mereka akan membantu usaha dagang Loeb tersebut. Loeb berencana besok pagi-pagi dia akan ke pasar untuk membeli bahan-bahan pakaian untuk dijual, maka ia pun cepat tidur dengan, lalu kakak iparnya berpikir dalam hatinya, ” Sukses dibentuk oleh prestasi masa lalu, dan saat ini secara tidak sadar Loeb sedang membangun jalan itu.” Keesokan paginya mereka langsung berbelanja kepasar di temani oleh kakak dan kakak iparnya. setelah berbelanja dan sesampainya di rumah mereka mempersiapkan pakaian-pakaian yang akan di jual esok harinya. pembagian tugas penjualan dilakukan, Loeb berjualan di pertambangan emas sedangkan kakak dan kakak iparnya berjualan di pabrik. keesokan harinya Loeb bagun pagi dan langsung berangkat ke pertambangan emas dengan berjalan 10 km. sesampainya disana ia langsung menggelar dagangan di pintu masuk pertambangan, tapi apa yang terjadi ia kena marah dan diusir oleh mandor yang sekaliggus diangkat menjadi pihak keamanan pertambangan itu. akhirnya Loeb agak sedikit menjauh dari pintu masuk pertambangan dan tetap menggelar dagangannya. Loeb menunggu sampai pegawai pertambangan pulang sore hari. Loeb tetap sabar menunggu sampai tertidur pulas. Pada saat karyawan pertambangan pulang di sore harinya, mereka banyak yang tertarik dengan barang yang di jual oleh Loeb. mandor yang melihat itu, meminta dagangan Loeb secara gratis. Lalu dia pulang kerumah dan merasa senang karena banyak jualannya yang laku walaupun sering di palak oleh mandor, begitu juga kakaknya merasa senang, ada juga jualannya yang laku dan terjual, walaupun tidak sebanyak Loeb. Dalam tempo beberapa hari sudah banyak langganan Loeb, sehingga dia mengatakan kepada kakaknya, bahwa biar dia saja yang berjualan sedangkan kakaknya hanya bertugas membeli barang. Sejak saat itu semakin laris saja jualan si Loeb, membuat ekonomi mereka semakin membaik sehingga kakaknya sangat senang kepada Loeb. Lalu Loeb berpikiran untuk merancang pakaian dengan memesan penjahitnya saja, sehingga tidak hanya membeli dan menjual pakaian jadi. Selama ini banyak permintaan pakaian, tetapi tidak terpenuhi karena tidak adanya stok, maka Loeb berniat untuk bekerja sama dan mencari penjahit untuk menjadi rekanannya. Langkah pertama dan yang terpenting dalam meraih keinginan dalam hidup ini adalah putuskan apa yang kita inginkan. Akhirnya Loeb ( Levi Strauss ), menemukan langganan penjahit di Nevada yang berjarak lebih kurang 350 km dari San Fransisco, lalu dia meluncur ke sana. Nama penjahit tersebut adalah Jacob Davis Tailor, dimana salah satu penjahit yang terbaik di Nevada. Bisnis adalah ibarat kereta, dia tidak akan bergerak, jika kita tidak memacunya hingga dapat berlari ke depan. Pesanan Loeb atas penjahit Nevada tiba di rumah kakak Loeb, dan mulai berpikir gimana cara menjualnya, tetapi memang Loeb mempunyai semangat untuk maju dan memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, maka dia memutuskan untuk menjual pakaian kiriman tersebut dengan cara : Menjual dan meletakkan pakaian ke toko-toko. Dititipkan kepada penjual keliling agar mereka dapat membantu menjualnya. Lebih baik melakukan pekerjaan kecil, daripada pekerjaan besar yang hanya direncanakan saja dan tidak pernah di eksekusi atau dilaksanakan. Loeb mulai menyebar pakiannya di seluruh San Fransisco dengan begitu giat dan penuh dengan kerja keras dalam mencapainya. Kerja keras tidak dapat digantikan oleh apapun dalam menggapai tujuan. Pada suatu hari di pertambangan, pakaian yang digunakan oleh para penambang yang di jual oleh Loeb banyak mengalami kerusakan dan robek, sehingga para penambang tersebut marah kepada para penjual yang di gaji oleh Loeb. Sehingga terjadi penganiayaan yang dilakukan pekerja tambang terhadap penjual pakaian yang di gaji oleh Loeb tersebut. Maka seluruh penjual yang di gaji Loeb, melaporkan kejadian dan mereka tidak mau menjual pakaian Loeb dan takut akan dianiaya lagi. Atas kejadian tersebut banyak pakaian yang tersisa dan belum terjual, sehingga Loeb mengalami kerugian, karena para pekerja tambang tidak mau membeli pakaian yang di jual oleh anak buah Loeb. Beberapa hari Loeb banyak berpikir dan lalu menyampaikan keluhan kepada penjahit Jacob Davis Taylor di Nevada. Tetapi beberapa hari kemudian, keluhan Loeb di terima oleh Jacob Davis Taylor, sehingga dia melakukan penelitian bahan pakaian apa yang kira-kira kuat untuk pekerja pertambangan sesuai dengan permintaan Loeb. Beberapa bulan kemudian, Loeb menerima surat dari pos dan isi surat menyatakan bahwa Jacob Davis Taylor menemukan bahan pakaian yang kuat dan cocok untuk dipergunakan para karyawan pertambangan, dan Loeb di suruh datang ke Nevada untuk melihat contoh bahan kain tersebut. Loeb tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan ia langsung bergerak mengambil peluang itu. Lalu Jacob menjelaskan pada Loeb, bahwa celana tersebut terbuat dari Denim dan dilengkapi dengan pin tembaga disekeliling kantong agar tidak mudah lepas. Denim adalah bahan kain yang sangat kuat seperti terpal dan pada saat itu pabriknya hanya ada di Genoa, Italia. Pada saat itu hanya ada dua warna pilihan, yaitu biru dan coklat. Proses pencelupan dengan warna biru, lebih murah daripada warna coklat. Bahan Denim ditemukan oleh orang Prancis yang bernama Serge De Nimes. Lalu untuk mengurangi biaya, maka Loeb mengambil keputusan untuk mengambil bahan yang berwarna biru saja. Kerjasama antara Loeb dan Jacob ini mereka nyatakan untuk di patenkan lebih dahulu, agar orang lain tidak bisa mengklaim bahwa bahan tersebut milik mereka. Mereka bertemu untuk saling melengkapi, bukan untuk saling bersaing, dan tidak seorangpun dari mereka berdua yang merasa lebih penting daripada yang lainnya dan ini adalah prinsip dari kerjasama. Beberapa bulan kemudian, hak paten mereka keluar dan disetujui atas nama dua orang yaitu Levi Strauss dan Jacob Davis. Lalu mereka mulai bekerja dan memesan bahan tersebut dari Genoa Italia. Pembuatan celana dengan : - Membuat gambar celana terlebih dahulu, yaitu dengan design memiliki 5 saku dalam satu celana, yaitu dua di depan, dua di belakang dan satu saku kecil di dalam saku sebelah kanan. - Membuat pola dari hasil gambaran celana yang telah dibuat terlebih dahulu. - lalu setelah pola dibuat, lalu di buat pada kain dan melakukan potongan kain sesuai dengan pola. - Kemudian lubang kancing dibuat dan kancing tembaga untuk mengancing celana dipasang. - Lalu dipasang pin-pin dari tembaga di kantong celana agar lebih kuat. - Lalu logo dipasang di belakang celana. - Celana digosok dengan batu apung, agar lebih lemas, enak dipakai dan tidak kaku seperti terpal. Sejak tahun 1873 inilah, blue jeans mulai meluncur ke pasaran dan kenyataannya masyarakat menyambut dengan senang adanya celana dari bahan yang sangat kuat dan cocok dipakai untuk pekerjaan yang berat seperti di perusahaan pertambangan. Dimana-mana orang mempergunakan celana tersebut, hampir di seluruh San Fransisco hal ini mewabah dan menjadi trend dalam penggunaan celana blue jeans.
Hal ini, membuat senang Loeb karena blue jeans yang dia jual laku keras dan menjadi celana favorit pada saat itu. Pada suatu hari, karena terkenalnya blue jeans hasil karya Loeb, sebuah perusahaan pertambangan meminta dibuatkan 10.000 unit celana jeans untuk diberikan perusahaan tersebut pada karyawannya. Hal ini dilakukan perusahaan, karena seorang karyawannya pada saat bekerja dan menaiki tangga terjatuh, tetapi karena mempergunakan celana blue jeans, karyawan tersebut selamat dari kematian akibat kantong celana tersebut menyangkut di suatu besi dan tidak sobek dan karyawan tersebut bergantungan. Permintaan pabrik akan celana blue jeans, memutar otak Loeb, gimana cara memenuhi permintaan yang sangat besar tersebut. Lalu memunculkan ide oleh Loeb untuk mendirikan pabrik, tetapi dia bingungldari mana modalnya. Lalu dia mendapat ide untuk meminjam modal dari bos pertambangan tersebut agar dapat membuat pesanan celana tersebut. Ternyata permohonan Loeb untuk meminjam modal disetujui oleh bos pertambangan tersebut dan dia mendirikan dua pabrik di daerah Market Street dan Fremon Street - San Fransisco. Tahun 1880, perusahaan memperoleh keuntungan sebesar US $ 2,4 juta dari penjualan celana Levi’s tersebut. Usaha Loeb berhasil untuk menciptakan produk celana blue jeans merek Levi’s yang sangat bermanfaat dan banyak dinikmati orang hingga pada saat ini.
 

Melacak Keberadaan orang dengan No HP

Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, sekarang kita dapat mengetahui keberadaan orang melalui no hp. Untuk melakukannya anda bisa mengklik gambar yang ada di bawah ini.. Ceebydith HLR Lookup
 

Seni Tari Mandailing


PENGANTAR

Masyarakat atau kelompok etnik Mandailing memiliki berbagai jenis kesenian tradisional sebagai warisan para leluhur yang diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Salah satunya adalah “tari tradisional” yang dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu Tortor, Sarama, dan Moncak, yang digelar pada berbagai upacara adat dan ritual seperti Haroan Boru dan Mebat (ucapara adat perkawinan), Mambulungi (upacara adat kematian), Sorang (kelahiran anak),  Mangido Udan (meminta hujan turun), dan lain-lain. Berbagai seni tari tradisional Mandailing tersebut, terutama Tortor dan Moncak, hingga sekarang sering ditampilkan dalam perayaan-perayaan akbar seperti peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Hari Pendidikan Nasional, dan sebagainya. Ketiga jenis tari tradisional Mandailing tersebut memiliki dasar-dasar keindahan (estetika) berupa unity (kesatuan), variety (variasi), contras (kontras), transition (transisi), repetition (pengulangan), sequence (keterkaitan atau kontinyuitas), balance (keseimbangan), climax (klimaks), dan harmony (keharmonisan).

Ketika mengkaji seni tari, pertanyaan awal yang sering muncul adalah mengapa orang menari? Di banyak kelompok etnis, berpartisipasi dalam tarian dianggap sebagai faktor pemersatu antar kelompok dalam masyarakat. Memang, terdapat berbagai alasan mengapa orang menari, akan tetapi banyak fakta yang menunjukkan bahwa menari memiliki efek yang positif karena dapat meningkatkan kualitas hidup secara fisik (sehat), membangun sikap mental yang lebih baik, dan menaikkan status sosial.

Sejak keberadaannya di dunia ini, manusia telah menari. Tarian adalah suatu bentuk ekspresi manusia yang dapat menggantikan “bahasa verbal” (kata-kata) untuk menyampaikan makna-makna hidup dan kehidupan dalam sebuah bentuk gerakan tari yang meskipun tampaknya amat sederhana. Kegiatan sosial seperti “kelahiran” dan “perkawinan”, adalah dua alasan yang paling umum untuk menyelenggarakan suatu pesta perayaan, yang dalam pelaksanaanya selalu menghadirkan seni pertujukan tari. Sebagian besar umat manusia yang hidup di atas permukaan bumi ini mempercayai adanya entitas yang “Maha Kuasa”, yaitu Tuhan. Dan adanya keyakinan itu memunculkan keinginan manusia untuk berkomunikasi dengan-Nya dan berharap memperoleh berkah Tuhan. Buktinya, berbagai tarian sakral dalam upacara-upacara ritual telah dipraktekkan manusia sejak berabad-abad lalu di berbagai belahan dunia.

Sebagai mahluk sosial, manusia telah memanfaatkan tari sebagai sarana untuk mempererat hubungan di antara sesama mereka. Dalam pada itu, mengapa manusia menari dapat dipengaruhi oleh “bunyi” atau musik. Seorang bayi misalnya, ketika ia mendengar suara “berdetak” saja akan memberi respon dengan menggerak-gerakkan kakinya. Dengan demikian, seni tari yang kita miliki sekarang bukan hanya sekedar warisan dari para leluhur, tetapi juga merupakan hak asasi kita sebagai manusia.
Berikut ini diuraikan secara ringkas tiga jenis tari tradisional Mandailig, yaitu Sarama (Sarama Datu dan Sarama babiat), Moncak, dan Tortor.

SARAMA DATU

Dalam upacara ritual seperti paturun sibaso (marsibaso) atau disebut juga pasusur begu, tarian sarama diiringi oleh ensambel musik Gordang Sambilan, sedangkan penarinya satu orang yang dinamakan Sibaso, adalah tokoh Shaman dalam religi lama orang Mandailing yang disebut Si Pelebegu. Di masa lalu, upacara ritual paturun sibaso diselenggarakan manakala pada suatu huta atau banua terjadi musibah besar seperti mewabahnya penyakit kolera, dan musim kemarau atau sebaliknya musim penghujan yang berkepanjangan sehingga mengganggu aktivitas pertanian penduduk setempat, yang pada akhirnya akan menimbulkan kelaparan karena habisnya persediaan padi (beras) sebagai makanan pokok mereka Untuk mengatasi bala na godang (bencana besar) tersebut, mereka meminta pertolongan begu, yaitu roh-roh leluhur, melalui perantaraan sibaso karena menurut keyakinan mereka dahulu hanya sibaso inilah yang dapat berkomunikasi dengan begu. Upacara ritual paturun sibaso dahulu dilaksanakan di alaman bolak (halaman luas) dari Bagas Godang (istana raja), yang dihadiri oleh Raja, Namora Natoras, Si Tuan Najaji (penduduk setempat), dan seorang tokoh supranatural bernama Datu yang sangat besar peranannya, terutama untuk memimpin pelaksanaan upacara-upacara ritual. Ketika itu, datu dipandang sebagai “gudang ilmu” karena ia memiliki berbagai macam kearifan tradisional (traditional wisdom) yang sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan hidup komunitas huta atau banua.

Dalam upacara ritual paturun sibaso disediakan makanan khusus untuk sibaso, yaitu parlaslas, yang diletakkan di atas sebuah nampan antara lain berisi garing (ikan jurung) yang dibakar dan pege (lengkuas), serta ngiro (air nira) di dalam tanduk ni orbo (wadah yang terbuat dari tanduk kerbau). Setelah gordang sambilan dimainkan dengan gondang (repertoar musik) khusus bernama Mamele Begu, sibaso pun menari-nari dan kemudian mengalami kesurupan (trance). Dalam keadaan kesurupan ini, Si Baso meminta makan dan minum. Setelah makan dan minum, Si Baso kembali menari-nari. Tidak lama kemudian, sang datu menghampiri sibaso untuk memberitahukan adanya suatu peristiwa bala na godang (musibah besar) yang sedang melanda penduduk, dan memohon kepada sibaso agar berkenan menanyakan apa penyebab dan bagaimana solusinya kepada begu karena penduduk sudah tidak mampu lagi untuk mengatasinya. Setelah itu, sibaso memberitahukan apa penyebab dan bagaimana caranya mengatasi musibah besar itu kepada sang datu. Setelah itu, sibaso pun terjatuh, lalu tidak sadarkan diri (pingsan). Beberapa saat kemudian ia pun sadar kembali seperti semula, yakni keadaannya sebelum upacara ritual tersebut dimulai.

Untuk memberi gambaran yang utuh tentang upacara ritual Pasusur Begu, berikut ini disalin sebuah naskah drama (skenario) Paturun Sibaso yang disusun oleh Z. Pangaduan Lubis berdasarkan hasil studi lapangannya di berbagai tempat di Mandailing.

Skenario: Ritus Paturun Sibaso

Narator :  
                                             
“Asa parjolo do ami da marsantabi, sapulu noli santabi tu sude raja-raja, namora-mora, songon i muse tu hatobangan dohot simatobang nami na ami pasangap asa tu sude koum-sisolkot na na marlagut di pargalanggan ni kesenianta on. Ngada ale nian ami on na giot mangasaon sinaloan, sanga na giot paboto-boto on.

Aha nangkan ami patidaon di son, i ma na ni dokon ni alak sannari kesenian. Kesenian on na ami tuget-tugeti do on manggali tingon hasomalan sanga tradisi ni alak na jolo. Ami buat dia na tama tu kadaan sannari. Marite-ite kesenian on ami pasampe poda taringot tu pelestarian lingkungan, anso nian rap rim ita on sasudeda na manjago kelestarian ni lingkungan, i ma ingananta mandalani angoluan na denggan di Tano Rura Mandailing na martua on.
                                             
Songon i mada indokon, di na rinca di na robi, antargan di na tolbak di abornginan, antargan di gala-gala na markaombu di sarumpaet na lobot bunga.

Adong ma ninna sada banua na margorar Torkis Sapanjang. Na so binoto-binoto sude saba ni alak na bahat di banua i sega bangkitanna. Hara ni i roma aleon.

Dibaon ngada adong sadalak pe na mamboto sanga aha dalanna anso sega bangkitan ni saba ni alak na bahat di banua i, bo martahi ma alak na bahat anso ni sapaan Bayo Na Martua asa na bahat parbinotoanna, aha do dalanna anso sega bangkitan ni saba ni alai di banua i.
Dipatama alai ma sude dia-dia na somal binaen muda na giot marsapa di Bayo Na Martua asa bahat parbinotoanna i”.

Action:                                

Pargondang bersiap-siap.

Kemudian Bayo Na Martua (Si Baso) naik ke atas pentas diiringkan oleh Pangundean. Bayo Na Martua duduk dengan membelakangi Tali Manalu, dan Pangundean duduk di belakangnya sebelah kiri.

Tak lama kemudian naik pula seorang lelaki (Juru Bicara) ke atas pentas diiringkan oleh seorang lelaki lain yang membawa sirih di atas salipi.

Juru Bicara duduk di hadapan Bayo Na Martua, kemudian lelaki yang satu lagi mempersembahkan sirih ke hadapan Bayo Na Martua, dan kemudian duduk di samping kanan Juru Bicara.

Juru Bicara :

 “Dijagit Ompung mada jolo Burangir Somba-somba nami on”.

Action :                                

Bayo Na Martua menyentuh sirih yang dipersembahkan ke hadapannya, dan kemudian dia berkata.

Bayo Na Martua:    

"Dia do nangkatna, dia do ultopna. Dia do hatana, dia do na ni dokna?"

Juru Bicara :            

“Santabi Ompung, sapulu noli santabi. U jujung do tua dohot sahala ni Ompung. Boti mada Ompung, anso ro pe ami manyurduon Burangir-Somba-somba tu adopan ni Ompung baen na adong do saotik sapa-sapa na giot andungonkon nami. Dia ma i, madung da ro parmaraan na godang na mambaen Si Tuan Na Jaji markancit di banua Torkis Sapanjang on. Madung dua taon marudur laing na sega do sude bangkitan ni saba nami di banua on. Dibaon i, madung lolot situtu ami on sasudena aleon. Di bagasan ni i da Ompung, ngada adong sadalak pe ami na tangkas mamboto aha do ninna dalanna anso sega sude bangkitan ni saba nami di bagasan na dua taon on. Dibaon na songon i mada Ompung anso ro ami tu adopan ni Ompung giot manyapai aha do ninna dalanna anso ro mara na godang i, na mambaen sega sude bangkitan ni saba nami di banuo on. Ipe olong ma roa ni Ompung di ami, dialusi Ompung ma jolo sapa-sapa na ami andungkon on. Tarsaima jolo hatana, hata ni sapa-sapa na tarandungkon au”.

Action :                                

Bayo Na Martua mengangkat kedua tangannya ke atas kepalanya dan memegang Tali Manalu yang tergantung di belakang kepalanya. Bayo Pangundean berdiri dan tegak di belakang Bayo Na Martua.

Pargondang mulai memainkan Gordang Sambilan dengan irama Jolo-Jolo Turun. Setelah Gordang Sambilan berbunyi, Bayo Na Martua mulai berdiri perlahan-lahan sambil terus memagang Tali Manalu. Untuk beberapa saat lamanya dia berayun-ayun dengan berpegang terus pada Tali Manalu. Bayo Pangundean memegang pinggang Bayo Na Martua sambil mengiringkan gerakannya mengayun-ayunkan diri.

Beberapa saat kemudian Bayo Na Martua mulai “manyarama” dan Bayo Pangundean melepaskan pegangan dari pinggangnya dan mengikuti gerakan-gerakan “sarama” dengan tetap berada di belakang Bayo Na Martua yang terus “manyarama”. Sambil “manyarama” kadang-kadang Bayo Na Martua untuk beberapa saat memegang Tali Manalu sambil mengayun-ayunkan dirinya. Pada saat yang demikian Bayo Pangundean memegang pinggang Bayo Na Martua.

Pada saat “manyarama”, beberapa kali Bayo Na Martua mendekati Juru Bicara dan rekannya, dan membuat gerakan-gerakan yang mengancam mereka dengan tatapan mata yang penuh amarah.

Setelah cukup lama “manyarama”, akhirnya Bayo Na Martua kembali berayun-ayun pada Tali Manalu dengan wajahnya menengadah ke atas untuk beberapa saat lamanya. Kemudian ia terkulai lemas, wajahnya tertunduk dan tangannya terus berpegang pada Tali Manalu. Beberapa saat kemudian Bayo Pangundean mendekati Bayo Na Martua yang terkulai dengan terus memegang Tali Manalu. Bayo Pangundean mendekatkan telinganya ke mulut Bayo Na Martua. Pada saat yang demikian itu suara Gordang Sambilan makin lama makin perlahan dan akhirnya berhenti. Pada saat suara Gordang Sambilan berhenti, Bayo Na Martua melorotkan dirinya ke bawah sambil terus berpegang pada Tali Manalu. Akhirnya dia terduduk di lantai, sambil terus memegang Tali Manalu.

Bayo Pengundean berdiri di belakangnya. Kemudian terdengar suara Ogung (gong) dipukul tiga kali. Setelah suara Ogung berhenti, dengan tetap berdiri di belakang Bayo Na Martua, Bayo Pangundean berkata kepada Juru Bicara dan rekannya yang tetap duduk di hadapan Bayo Na Martua.

Bayo Pangundean :          

“Madung nangkin diusipkon Ompunta na martua on alus ni sapa-sapa na niandungkon muyu i. Pandok ni ibana, anso ro pe mara na mambaen sega bangkitan ni sana di banua Torkis Sapanjang on, dibaonj na dung bahat situtu do jolma di baua on na mambaen parange na so pade, parange na sun jahatna, parange na so mangiutkon agiot Na Gumorga Langit Na Tumompa Tano. Dia ma i, madung nina lolot situtu bahat jolma na manyega-nyega arangan, manabai batang ni ayu, dohot do sega suan-suanan na marhasaya, harani i misalna pulungan ni ubat. Ro alak na balok tu banua on maroban sinadongan nia na bahat i manyuru alak margeduk manabai batang ni ayu di arangan na adong di banua on. Mur lolot mur bahatma arangan na sega di pargedukkon kalak. Bo, dibaon i muruk situtu ma nina Na Gumorga langit Na Tumompa Tano di hita sasudena. Diparo ibana ma mara na mambaen sega sude bangkitan ni saba.

I pe muda na por do roanta anso mantak mara na maroban parkancitan tu angoluan ni Si Tuan Na Jaji Situan Na Torop, ingkon tibu ma ita antak parbuatan na torop di banua on, ingkon tibu ma nina ita paosa parbuatan na manyega-nyega arangan, margeduk manabai batang ni ayu. Muda inda tibu ita paosa i, anggo laing ita padiar do alak margeduk manabai batang ni ayu na adong di tonga arangan di banua on anso dapotan parlaboan na godang alak na balok, bo nangkan tibu ma nina ro parmaraan na lumobi dope godangna. Nangkan mangkatorban ma sude tor asa dolok, rura dohot batang ni aek pe hiang ma sasudena. Muda antong ro parmaraan na songon i ngada be da, nangkan bahat situtu ma alak na malongas angin sipur-puronna di banua on. Bo, tarsongon i mada ninna alus na tarpatangkas Ompunta na martua on taringot di sapa-sapa na diandungkon muyu nangkinondi. Botimada”.

Juru Bicara :                      

“Mauliate godang mada Ompung Na Martua, dia alus na dung tangkas dilehen ko taringot di sapa-sapa na ami andungkon nangkinondi. Ipe da, matumona tingon ari sadari on, rap rim ma nian sude Si Tuan Na Jaji Na Torop di banua on paosa parbuatan na manyega-nyega arangan di banua on, na margeduk manabai batang ni ayu na hum mangalehen parlaboan na godang di alak na balok parmata na siloan, tai maroban mara na godang dohot parkancitan di Si Tuan Na jaji Na Torop di banua on”.

Action:                                

Selesai Juru Bicara berkata-kata, Gordang Sambilan kembali dimainkan dengan irama Pamulion. Bayo Na Martua berayun-ayun dengan memegang Tali Manalu. Bayo Pangundean mengikuti gerakannya dengan memegang pinggangnya. Kemudian Bayo Na Martua jatuh terkulai ke dekapan Bayo Pangundean. Lampu mati sejenak. Para pemain meninggalkan pentas. Kemudian lampu hidup kembali dan Gordang Sambilan berhenti.

SARAMA BABIAT

Harimau yang hidup dan berkembang di hutan-hutan lebat, dinamakan Babiat, bagi orang Mandailing sangat penting karena selain memiliki kekuatan yang luar biasa secara fisik, ternyata babiat juga diyakini memiliki adat-istiadatnya sendiri. Orang-orang Mandailing bermarga Rangkuti dan Parinduri yang bermukim di kawasan Maga, yaitu daerah perbatasan antara Mandailing Godang dan Mandailing Julu, meyakini bahwa leluhur pertama mereka merupakan “titisan” dari sang harimau. Mereka dan juga orang-orang Mandailing lain umumnya dipantangkan (tabu) menyebut harimau dengan nama Babiat karena dipandang tidak etis. Oleh karena itu harimau dipanggil dengan nama-nama khusus seperti “rajai” (raja kita itu), “ompungi” (kakek kita itu), “namaradati” (yang beradat itu), dan “nagogoi” (yang kuat itu). Maka tidak heran kalau orang-orang Mandailing yang bermarga Rangkuti dipandang sebagai “orang-orang yang ditakuti”, yang diartikan dari nama marganya yang terdiri atas dua kata, yaitu “rang” (orang) dan “kuti” (yang ditakuti).

Nama-nama sebutan untuk sang harimau tersebut adalah salah satu ragam bahasa Mandailing, yaitu hata parkapur, yang secara khusus mereka gunakan sewaktu berada di dalam hutan-hutan lebat untuk mencari kapur barus, adalah salah satu komoditi penting yang diperdagangkan di masa lalu. Dan sampai sekarang pun di tengah-tengah masyarakat masih tetap hidup cerita-cerita lisan tentang “orang-orang dulu” yang dipandang “sakti” dapat mengendarai seekor harimau untuk mengunjungi daerah-daerah yang jauh dari tempat pemukimannya.

Manakala ada seekor harimau yang datang ke dekat tempat-tempat pemukiman, penduduk setempat akan berusaha mengusirnya agar pergi kembali ke dalam hutan dengan membunyikan Gondang Dua (Gondang Topap). Namun ada juga babiat yang tidak mau kembali lagi ke habitatnya dan selalu menggangu ketentraman penduduk karena memakan ternak-ternak peliharaan mereka seperti kambing dan lembu, sehingga terpaksa dibunuh beramai-ramai. Setelah sang harimau mati, lalu dibawa ke tanah lapang untuk melaksanakan suatu upacara adat karena sang harimau juga dipandang memiliki adat. Dalam upacara adat ini, baik Gondang Dua maupun Gordang Sambilan dimainkan, dan di tengah-tengah lapangan seorang (laki-laki), yaitu Si Baso, tampak menari-nari dengan gerakan-gerakan yang mirip seperti seekor harimau yang sedang mengamuk karena kesakitan. Tarian seperti ini disebut manyarama, yang diiringi dengan gondang (repertoar musik) khusus bernama Sarama Babiat. Pada tahun 1970-an, peristiwa seperti ini pernah terjadi di Mandailing Julu dan disaksikan oleh banyak orang, yang muda dan tua, baik pria maupun wanita. Upacara adat dilaksanakan di Si Ngengu, yang letaknya tidak jauh dari Pasar Kotanopan.

MONCAK

Pencak silat di Mandailing dinamakan Moncak, namun adakalnya disebut juga dengan istilah Cilek yang artinya “silat”. Baik di Mandailing Godang maupun Mandailing Julu cukup banyak perguruan silat. Di daerah Batang Natal (Mandailing Godang) terdapat satu perguruan silat yang cukup terkenal karena guru dan murid-muridnya pemain silat yang tangguh dan hebat dengan jurus-jurus yang mematikan. Mereka dilatih oleh sang guru di suatu tempat bernama Dolok Sigantang. Oleh sebab itulah mereka disebut Parsigantang dan nama jurus-jurus silatnya dinamakan pula Si Gantang.

Sementara di Mandailing Julu pun terdapat banyak perguruan silat. Dua diantaranya yang cukup kesohor adalah perguruan silat yang ada di Saba Garabak (Huta Pungkut Jae) dan Muara Pungkut. Di samping marmoncak (bermain silat) dengan tangan kosong, murid-murid yang belajar pencak silat di Saba Garabak juga menggunakan podang (pedang) dan oris (keris). Sementara perguruan pencak silat yang ada di Muara Pungkut cukup terkenal pula karena para muridnya diajari jurus-jurus silat khusus yang disebut Linto (artinya "lintah"), dimana gerakan-gerakan kaki mereka sewaktu bermain pencak silat mirip seperti lintah (pacet). Selain itu, murid-murid dari kedua perguruan pencak silat tersebut juga mempelajari ilmu kebatinan, yaitu “aji-aji” (jampi-jampi) tertentu, yang "diamalkan" dalam suatu pertandingan atau pertarungan untuk dapat mengalahkan pihak lawan.

TORTOR

Kalau diperhatikan keadaan alam sekitar kawasan Mandailing, di bagian utara terdapat dataran rendah yang cukup luas dan dijadikan areal persawahan oleh penduduk setempat, sedangkan di bagian selatan umumnya daerah perbukitan (dataran tinggi), adalah bagian dari Bukit Barisan yang ada di sepanjang Pulau Sumatera. Di sana sebuah bukit dinamakan tor, dan bukit-bukit itu mereka beri nama, seperti Tor Sijanggut di Huta Pungkut dan Tor Siojo di sebelah barat dari Pasar Kotanopan. Bagian lembah (dataran rendah) dari Tor Siojo tersebut merupakan areal persawahan yang cukup luas dan di daerah-daerah tertentu digunakan sebagai tempat-tempat pemukiman oleh penduduk setempat. Seperti Aek Kapesong, Ranggasoli, Jambur Tarutung, Sindang Laya dan Sawahan, adalah tempat-tempat pemikiman yang tergolong banjar.

Berdasarkan luas dan kepadatan penduduknya, tempat-tempat pemukiman di Mandailing mulai dari yang terkecil disebut pagaran, lebih besar dari pagaran dinamakan banjar, dan yang lebih besar dari banjar dinamakan lumban. Kesemua jenis tempat-tempat pemukiman tersebut terdapat dalam satu kesatuan wilayah yang dinamakan huta atau banua. Di Mandailing, setiap huta memiliki kesatuan wilayahnya sendiri dan memiliki sistem pemerintahan sendiri (otonom) di bawah kepemimpinan Namora Natoras yang dikepalai seorang raja yaitu Raja Pamusuk.  Sedangkan gabungan dari beberapa huta, yang masing-masing awalnya berasal dari dan direstui pembentukannya oleh huta induk (mother village) dengan suatu “persekutuan hukum” (adattrechts gemeenschap, istilah dalam bahasa Mandailing adalah Janjian). Gabungan dari beberapa huta atau banua (Janjian) ini juga dipimpin oleh Namora Natoras namun dikepalai seorang raja yang bergelar Raja Panusunan Bulung. Di masa lalu, gabungan dari beberapa huta yang dikepalai oleh Raja Panusunan Bulung (Janjian) tersebut, adalah “kerajaan-kerajaan kecil” yang cukup banyak terdapat di Mandailing, baik di kawasan Mandailing Godang maupun Mandailing Julu.

Suku-bangsa Mandailing memiliki sistem sosial yang dinamakan Dalian Na Tolo, yang menumpukan kehidupannya kepada tiga kelompok kekerabatan yang bersifat fungsional yaitu mora, kahanggi, dan anakboru. Dalam hal ini, mora adalah “pihak yang memberikan anak gadis” dan sebaliknya anakboru adalah “pihak yang menerima anak gadis”, sedangkan kahanggi adalah orang-orang yang bermarga sama (disebut juga sisolkot) karena berasal dari satu ompu persadaan (nenek moyang) yang sama. Seperti marga Nasution memiliki ompu parsadaan bernama Si Baroar, dan Namora Pande Bosi adalah ompu parsadaan dari orang-orang Mandailing yang bermarga Lubis.

Selain memiliki sistem kekerabatan yang terpola dengan menganut penarikan garis keturunan berdasarkan ayah (patrilineal), di dalam masyarakat Mandailing juga terdapat stratifikasi (pelapisan) sosial yang telah berlangsung secara turun-temurun dalam tiga lapisan. Pertama, Namora-mora adalah golongan bangsawan. Kedua, alak na jaji atau si tuan na jaji adalah orang kebanyakan atau rakyat biasa. Ketiga, hatoban atau partangga bulu adalah hamba sahaya. Mereka yang tergolong hatoban disebabkan oleh beberapa hal, antara lain karena tidak mampu membayar utang, sengaja dibeli untuk diperhamba, dan takluk (kalah) dalam peperangan. Namun di beberapa huta dan janjian terdapat satu lapisan lagi yang disebut natoras-toras, adalah pemuka-pemuka masyarakat (kaum cerdik-pandai) yang tidak berstatus sebagai kaum bangsawan (namora-mora), dan bukan pula rakyat biasa (alak na jaji). Kaum bangsawan di Mandailing mudah dikenali karena mereka menyandang gelar Raja, Sutan, Mangaraja, atau Baginda. Di samping itu, tempat tinggal (rumah) mereka disebut bagas na martanduk atau bagas na marbolang karena dihiasi dengan ornamen-ornamen tradisional yang khas, sehingga tampak jelas berbeda dengan rumah-rumah penduduk biasa di suatu huta.

Seni tari yang disebut tortor memiliki keterkaitan yang sangat erat sekali dengan sistem religi kuno orang Mandailing, yaitu Si Pelebegu. Hal ini ditunjukkan dengan adanya satu ungkapan tradisional (istilah), yaitu somba do mulo ni tortor, yang secara harafiah artinya “asal-mula tortor adalah sembah”. Dalam hal ini, somba (sembah) atau persembahan ditujukan kepada roh-roh leluhur (begu) yang dipercayai memiliki kekuatan gaib dan berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan mereka. Di masa lalu, roh-roh para leluhur (begu) tersebut diyakini ada yang bersemayam di tempat-tempat tertentu di dalam hutan (naborgo-borgo), goa (guo), di gunung, perbukitan (tor), pohon-pohon besar (ayu ara), dan sebagainya. Namun, sistem religi Si Pelebegu ini sekarang tidak banyak lagi yang diketahui oleh orang-orang Mandailing sendiri, terlebih-lebih lagi mengingat sebagian besar orang Mandailing sudah sejak lama menganut agama Islam dan membuang kepercayaan lama tersebut karena bertentangan dengan ajaran-ajaran agama mereka. Begitupun, kepercayaan kuno tersebut masih meninggalkan bekas-bekasnya, seperti adanya istilah Si Pelebegu, ungkapan somba do mulo ni tortor, patung yang terbuat dari batu atau kayu bernama tagor dan sangkalon, repertoar musik dalam ritus pasusur begu bernama gondang mamele begu, dan lain-lain.

Mengapa salah satu tari tradisional mereka ini dinamakan tortor? Jawabanya tidak diketahui secara pasti. Begitu pula kalau perkataan tortor ditinjau dari segi arti harafiahnya. Sementara perkataan “tortor” pun tidak banyak ditemukan dalam “perbendaharaan kata” bahasa Mandailing. Namun ada yang mengatakan bahwa istilah “tortor” yang digunakan sebagai nama dari salah satu tari tradisional itu diduga berasal dari kata “tor tu tor”, artinya “dari satu bukit ke bukit-bukit yang lainnya”, yang kemudian berubah (disingkat) menjadi  “tortor”. Dalam hal ini, mungkin dapat ditafsirkan dari sudut pandang lain, bukan berdasarkan arti harafiahnya. Karena sebagaimana diketahui bahwa di dataran tinggi Mandailing, terutama di kawasan Mandailing Julu, terdapat banyak tor dan masing-masing memiliki nama sendiri. Kalau diperhatikan istilah “tor tu tor” tersebut, juga dapat mengandung pengertian yang melukiskan suatu keadaan atau hal-hal tertentu, di mana dari bukit yang satu ke bukit-bikit lainnya kelihatan tampak seperti “garis” yang turun-naik, berbentuk sejumlah “segi-tiga” yang berjejer, yang pada dasarnya mirip seperti salah satu gerakan dalam tortor. Sewaktu para penari sedang manortor (menarikan tortor), tubuh mereka tampak seperti “naik-turun”, dengan cara menekuk kaki untuk mengikuti irama gondang (gendang), dan seirama pula dengan gerakan dari kedua belah tangan masing-masing seperti orang yang sedang marsomba (menyembah).

Adapun perkataan lain dalam bahasa Mandailing yang terkait dengan kata “tor”, adalah “mangantor”. Artinya, suatu keadaan di mana tangan atau kaki seseorang mengalami “getaran tertentu” karena terhantuk pada benda lain, misalnya kayu, tetapi agak keras sedikit sehingga ia merasakan kesakitan. Jadi, dengan mengacu pada pengertian kata “mangantor” dan “tor tu tor”, yang kalau dikaitkan dengan “gerakan tari” dalam manortor, maka istilah “tortor” dapat diartikan sebagai “gerakan tangan” dari panortor (penari) yang “bergetar” atau “digerak-gerakkan”. Hal ini tampak jelas ketika para panortor (yang berada pada barisan depan) sedang manortor, di mana kedua belah tangan dari masing-masing panortor selalu mereka gerak-gerakkan mengikuti irama musik pengiring (disebut gondang dua, gondang topap, gondang tunggu-tunggu dua, atau gondang boru). Tepatnya, “gerakan tangan” mereka tersebut selalu seirama (bersamaan) dengan bunyi ogung dadaboru (gong betina) pada ketukan pertama dan ogung jantan (gong jantan) pada ketukan ketiga, ketika mereka sedang manortor.

Dalam setiap kegiatan manortor terdapat dua kelompok yang masing-masing orang berpasangan. Kelompok pertama berjejer di barisan terdepan, sedangkan kelompok kedua berjejer pula tepat di belakang kelompok pertama. Kelompok kedua ini disebut “pangayapi” atau “panyembar”, dan kelompok pertama disebut “na iayapi” atau “na isembar”. Kelompok pertama yang berada di barisan terdepan ini merupakan orang-orang atau kelompok kekerabatan yang dihormati oleh orang-orang yang berada di barisan belakang (kelompok kedua). Sesuai dengan ketentuan adat masyarakat Mandailing, ada beberapa jenis tortor yang didasarkan kepada status atau kedudukan sosial dari orang-orang yang manortor yaitu: (1) Tortor Raja Panulusan Bulung; (2) Tortor Raja-Raja; (3) Tortor Suhut; (4) Tortor Kahanggi Suhut; (5) Tortor Mora; (6) Tortor Anakboru; (7) Tortor Namorapule; dan (8) Tortor Naposo Nauli Bulung.

Pelaksanaan Tortor Mora dalam upacara adat perkawinan (Haroan Boru) misalnya, yang manortor di barisan terdepan (kelompok pertama, na iayapi) adalah orang-orang yang berstatus sebagai Mora dari pihak yang melaksanakan upacara adat perkawinan (disebut Suhut), sedangkan di barisan belakang (kelompok kedua, pangayapi) adalah Suhut yang ketika itu berstatus sebagai Anakboru. Kalau dalam Tortor Anakboru, di barisan terdepan (na iayapi) adalah orang-orang yang berstatus sebagai Anakboru dalam pelaksaanaan ucapara adat perkawinan tersebut, maka orang-orang yang berada di barisan belakang (pangayapi) adalah “Anakboru ni Anakboru” (Anakboru dari Anakboru itu sendiri) yang disebut Kijang Jorat. Dalam pelaksanaan kedua jenis tortor ini, kesemuanya adalah kaum laki-laki. Namun lain halnya dengan pelaksanaan Tortor Naposo Nauli Bulung, yang di barisan terdepan (na isembar) adalah para anak gadis yang memiliki marga yang sama misalnya Nasution, maka di barisan belakang (pangayapi) adalah para pemuda yang (harus) bermarga lain misalnya Lubis, atau sebaliknya para anak gadis di barisan depan (na isembar) bermarga Nasution, sedangkan dibarisan belakang (panyembar) harus bermarga Lubis, atau marga-marga lain seperti Rangkuti, Pulungan, Matondang, Daulae, dan Batubara. Pokoknya para pemuda dan pemudi yang manortor secara berpasang-pasangan tersebut tidak boleh memiliki marga (clan) yang sama. Idealnya, nauli bulung (anak gadis) sebagai pasangan naposo bulung (pemuda) adalah boru tulang yaitu anak gadis dari mora (calon mertua) si pemuda.

Gerakan kaki antara kelompok kedua (pangayapi) dan kelompok pertama (na iayapi) tampak sangat jelas berbeda ketika manortor. Kelompok pertama (barisan terdepan) bergerak ke arah kanan atau kiri dengan menggerakkan ujung jari-jari kaki yang disebut manyerser, sedangkan kelompok kedua (barisan belakang) bergerak dengan cara melangkah yang disebut mangalangka. Kalau kelompok pertama (na isembar) bersikap seperti orang yang sedang menyembah (marsomba) ketika manortor, sementara masing-masing orang dari kelompok kedua (panyembar) bersikap seperti alihi (burung elang) yang seakan-akan sedang “melindungi” (memuliakan) pasangannya yang bergerak ke arah samping kiri ataupun kanan, di mana kedua belah tangannya “terbuka di depan dada” yang tingginya di bawah bahu, yang terkadang “oleng” ke kiri dan ke kanan untuk mengikuti arah gerakan kelompok pertama (na isembar). Dalam kegiatan manortor ini, para panortor terlebih dahulu manortor di tempat dengan menghadap ke arah depan. Setelah itu, mereka bergerak ke arah samping kanan, lalu kembali manortor ke arah depan. Kemudian bergerak ke arah samping kiri, dan kembali lagi ke formasi awal, yaitu manortor di tempat dengan menghadap ke arah depan. Biasanya, gerakan manortor ke arah kanan dan kiri tersebut dilakukan sebanyak tiga kali, dan setelah itu mereka kemudian membentuk formasi baru yaitu “melingkar” dan beberapa saat kemudian kembali lagi ke formasi semula, lalu bergerak lagi ke arah samping kanan dan kiri. Selanjutnya kembali lagi ke formasi awal, dan akhirnya kegiatan manortor pun usai.

Kegiatan manortor dalam Orja Siriaon (upacara adat perkawinan) dan Orja Siluluton (upacara adat kematian) menggunakan dua jenis gondang (repertoar musik) yang berbeda, yaitu gondang sabe-sabe yang bertempo cepat (isar) digunakan sebagai “pembuka” kegiatan manortor, dan gondang tortor yang bertempo lambat (erer) digunakan untuk mengiringi kegiatan manortor selanjutnya. Ketika gondang sabe-sabe dimainkan, di galanggang panortoran (tempat khusus untuk manortor) hadir seorang laki-laki dengan gerakan sarama (manyarama) mendekati para panortor dengan membawa sehelai “kait adat” (Abit Sende atau Patani) yang direntangkan pada kedua belah tangannya. Setelah berada di dekat panortor, barulah “kain adat” tersebut diletakkannya pada bagian pundak dari salah seorang panortor. Hal ini dilakukannya kepada semua orang yang akan manortor. Setelah selesai untuk itu, barulah gondang tortor dimainkan, dan tindak lama kemudian kegiatan manortor pun dimulai. Sewaktu manortor ini berlangsung, seorang laki-laki yang bertindak sebagai Panjeir menyanyikan sebuah lagu khusus untuk tortor, yaitu Jeir. Dan pada akhir kegiatan manortor, para panortor selalu meneriakkan kata Horas, yang kemudian disambut pula oleh orang-orang yang hadir berkumpul di situ dengan teriakan kata yang sama.
Berikut ini dituliskan beberapa untai syair atau lirik dari ende (nyanyian) yang dinamakaan Jeir tersebut. Ende ini dinyanyikan oleh Abdul Hakim Lubis (Jatumaya) ketika pelaksanaan upacara adat perkawinan di Maga Lombang pada tahun 1991.

J E I R
o … santabi sapulu baya noli santabi laung
o … di boru ni ayu ara na godang parsilaungan
o … tortor muyu on tortor maroban domu dohot haratan
o … hamu na opat dimanjujung i mada
o … panortor ni boru na mora habang dongan so tarboto-boto mai
o … na songgop so tarbege-bege boti
o … ayu ara na godang parsilaungan
o … tortor muyu nian na borkat maroban holong dohot domu
o … amu na tolu simanjujung
o … santabi sapulu dongan noli santabi baya
o … di boru ni ayu ara na godang parsilaungan
on mada dongan ibana tortor ni ale nauli bulung do
on di napa-napa boti i tano Maga Lombang on Gunung Marapi do na martua

o … banua ni Raja Panusunan Bulung na sakti on do
o … Mangaraja Bangun dongan Pandapotan panyundut i
o … suang songon parhabang na ni dongan sitamba laut do
o … tortor ni boru na mora
o … na mora amu na tolu
o … simanjujung
o … manortor margindar dongan tolu da sanggar an ma
o … mangadopkon raja-raja humaliang humalogo
o … na tolu simanjujung
o … na suang songon parpusuk ni maldo boti di dolok do
o … tortor ni boru na mora di luat ale tano Maga
o … ayu ara na godang parsilaungan
o … adiankon jolo le somba on laos tu pudi baya
o … marsomba ho inang tu siamun dohot somba tu siambirang ale
o … so horas ko nian da na manortor boru suti

o … na jongjong mada opat boti saanggaran samo ginjang samo godang do
o … di ulu nai da baya naso marrongit do bagas godang na martua do
o … banir na bolak parkolipan
o … ulang kamu maila dina manortor palontik tangan
o … siambirang
o … ulang kamu tolu dongan bajora boru rangkuti baya
o … na di pudi do bayo jambu dongan na mongkol Maga baya
o … i ma bayo dongan na sakti on tarmauk na tarbonggal
o … di luat ni Mandailing on
o … boru rangkuti i mada …
Horas ... horas ... horas ...

Khusus untuk Tortor Naposo Nauli Bulung, ada satu istilah yang cukup penting yaitu “tolu saanggaran”. Artinya, orang-orang yang manortor tersebut terdiri atas tiga orang anak gadis yang masing-masing berpasangan dengan seorang pemuda. Setelah mereka bergerak ke arah samping kanan dan kiri, selanjutnya mereka membentuk formasi “segi tiga”. Setelah manortor beberapa saat dalam posisi seperti itu, barulah kemudian mereka kembali ke formasi awal, yaitu sama-sama menghadap ke arah depan. Untuk Tortor Naposo Nauli Bulung ini, siklus gerakan seperti itu biasanya diulang sebanyak tiga kali. Tortor Naposo Nauli Bulung ini sering pula disebut Tortor Siutur Sanggul dan Tortor Ranggas Namaule-ule. Disebut Tortor Siutur Sanggul karena sanggul (hiasan yang ada di kepala para anak gadis) tampak selalu “mutur” (bergerak-gerak cepat) ketika mereka sedang manortor, sedangkan Tortor Ranggas Namaule-ule maksudnya gerakan-gerakan mereka (para anak gadis) tersebut ketika manortor tampak begitu lemah-gemulainya, sehingga diibaratkan bak ranting-ranting pohon yang mengayun-ayun ketika angin berhembus.

PENUTUP

Banyak fakta yang menunjukkan bahwa manusia memiliki saraf-saraf khusus untuk pengolahan musik (Ayotte et al, 2002;  Johnsrude et al, 2000; Peretz, 1996; Peretz dan Morais, 1993; Perry et al, 1999), tetapi masih sedikit bukti seperti itu untuk gabungan dua seni, yaitu “musik dan tari”. Manusia itu, menurut Edward H. Hagen dan Gregory A. Bryant (2009), adalah unik di antara primata dalam kemampuan mereka untuk membentuk aliansi kerjasama antar kelompok dalam masyarakat meskipun tidak adanya hubungan “perkongsian”. Kuat dugaan bahwa bentuk unik dari organisasi sosial manusia didasarkan pada musik dan tari. Musik dan tari mungkin telah berevolusi sebagai sistem sinyal dalam koalisi yang berfungsi sebagai sarana komunikasi dan sekaligus berguna untuk meningkatkan kualitas dari koalisi itu sendiri, sehingga memungkinkan adanya hubungan kerjasama yang bermakna di antara kelompok-kelompok yang ada dalam suatu masyarakat atau kelompok etnik.

Di dalam kehidupan manusia berkomunikasi dengan tiga saluran dasar, yaitu bahasa (language), musik (music), dan tari (dance). Bahasa (kata-kata) yang kita gunakan dalam percakapan adalah dasar dari semua komunikasi manusia. Dalam hal ini, “kata-kata” adalah suatu “paket kecil dari makna” yang kemudian dibentuk menjadi “kalimat” sehingga memungkinkan sesama manusia berkomunikasi dengan menghubungkannya satu sama lain. Sebagaimana diketahui bahwa ada kata-kata yang bersifat netral seperti “jalan”, “dingin”, dan “patung”, tetapi selain itu ada pula kata-kata yang bersifat emosional seperti “sedih”, “kasmaran” dan “bahagia”. Dengan memperhatikan kata-kata yang bersifat emosional ini dan kemudian menafsirkannya, khususnya yang terkait dengan konteks di mana kata-kata itu digunakan, akan dapat membantu kita untuk memahami emosi yang dimiliki manusia. Namun studi yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa “kata-kata” dalam komunikasi hanya mampu menjelaskan sekitar 10%. Contohnya seperti “surat cinta”, adalah bentuk komunikasi manusia yang cukup “miskin”.

Berbeda dengan bahasa verbal (“kata-kata”) manusia, “musik” berbicara dengan “bahasa tonal” seperti pitch, ritme, melodi, dan sebagainya. Emosi manusia dapat didengar dan dirasakan kuat dalam musik, serta kondisi-kondisi emosional tertentu seperti rasa bahagia dan kegembiraan dapat dengan jelas terdeteksi dalam musik. Penelitian menunjukkan bahwa 30 hingga 40% dari komunikasi adalah melalui musik, yang jelas jauh lebih banyak ketimbang melalui “kata-kata” saja.

Frekuensi yang lebih tinggi dari (musik) itu dalam komunikasi adalah “bahasa tubuh” (tari), yang mencapai hampir 50%. Namun bahasa tubuh (tari) ini sangat halus dan maknanya mudah disalahpahami oleh orang yang melihatnya. Tari adalah bahasa yang paling sulit bagi orang untuk melakukan kontrol, sebagaimana ratusan otot yang ada pada tubuh manusia, banyak yang berada di luar kendali dari kesadaran manusia. Begitupun, tari dapat menjadi indikator yang paling dapat diandalkan untuk mengetahui dan memahami apa sebenarnya yang dipikirkan dan dirasakan oleh manusia. Untuk sampai ke “titik” ini dengan pemahaman yang utuh dan komprehensif, maka kita harus mengkaji suatu tari dalam konteks kebudayaan dari pemilik tari itu sendiri secara holistik. Sungguh, tiada jalan lain.

 
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online
n
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Dunia Rudy - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger